Gerbang-gerbang logika merupakan dasar untuk merancang
dan membangun rangkaian elektronika digital. Suatu gerbang logika mempunyai
satu terminal keluaran dan satu atau lebih terminal masukan. Keluaran dan
masukan gerbang logika ini dinyatakan dalam kondisi HIGH (1) atau LOW (0).
Dalam suatu sistem TTL level HIGH diwakili dengan tegangan 5V, sedangkan level
LOW diwakili dengan tegangan 0V.
Gambar 3.1. Simbul
gerbang AND, OR, INVERTER, NAND, dan NOR yang
digunakan oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute
of Electrical and Electronic Engineers (IEEE)
(a) lama dan (b) baru.
Dengan menggunakan gerbang-gerbang
logika, kita dapat merancang suatu sistem digital yang akan mengevaluasi level
masukan dan menghasilkan respon keluaran yang spesifik berdasar rancangan
rangkaian logika. Gambar 3.1.a menunjukkan simbul lama dan gambar 3.1.b. simbul
baru dari lima gerbang logika dasar AND,
OR, INVERTER, NAND, NOR yang digunakan oleh American National Standard Institute
(ANSI) dan Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE).
3.1. Gerbang AND
3.1.1.
Analogi, Simbol dan Tabel kebenaran AND
Gerbang AND
merupakan suatu rangkaian logika yang mempunyai 2 atau lebih masukan, dengan satu keluaran.
Seperti yang ditunjukkan gambar 3.2.a. gerbang AND dengan
2 masukan dapat dianalogikan sebagai 2
saklar seri yang digunakan untuk menghidupkan
lampu. Lampu C akan menyala bila saklar SA dan saklar SB sama-sama ditutup (logika 1) dan lampu C akan padam jika
salah satu atau kedua saklar SA
dan saklar SB dibuka (logika 0).
(a)
|
C = A .
B
|
(b)
|
Gambar 3.2. Analogi dan simbol Gerbang AND
Oleh karena itu keluaran gerbang
AND dapat diekspresikan dengan aljabar Boolean sebagai berikut, C=A.B. dan
apabila ditabelkan diperoleh seperti tabel 3.1.
Adapun Gambar
3.2.b. mengambarkan simbul AND lama, yang
sampai saat ini masih sering dipakai dalam
rangkaian digital oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute
of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), serta simbul yang digunakan oleh National Electrical Manufacturer’s
Association (NEMA).
Tabel
3.1 Tabel kebenaran Gerbang AND 2
masukan :
Masukan
|
Keluaran
|
|
A
|
B
|
CAND
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
3.1.2.
Diagram Waktu Hasil Respon
Keluaran Terhadap Masukan pada Gerbang AND
Berdasarkan tabel kebenaran gerbang AND, hasil
respon keluaran terhadap masukan dapat dijelaskan pada contoh gambar 3.3.
sebagai berikut, pada saat
t0 – t1 nilai masukkan A=0,
nilai masukkan B=0, hasil keluarannya X=0
t1 – t2 nilai masukkan A=1,
nilai masukkan B=0, hasil keluarannya X=0
t2 – t3 nilai masukkan A=1,
nilai masukkan B=1, hasil keluarannya X=1
t3 – t4 nilai masukkan A=0,
nilai masukkan B=1, hasil keluarannya X=0
t4 – t5 nilai masukkan A=0,
nilai masukkan B=0, hasil keluarannya X=0
t5 – t6 nilai masukkan A=0,
nilai masukkan B=1, hasil keluarannya X=0
t6 – t7 nilai masukkan A=1,
nilai masukkan B=1, hasil keluarannya X=1
Gambar 3.3. Diagram waktu hasil
respon keluaran terhadap masukan gerbang
AND
3.1.3.
Gerbang AND dari Rangkaian RDL
Rangkaian Logika Diode Resistor yang dapat berfungsi
sebagai gerbang AND ditunjukkan pada gambar 3.4.
Gambar 3.4. Rangkaian
Logika Diode Resistor berfungsi sebagai gerbang AND
Prinsip kerja rangkaian logika diode resistor yang
berfungsi sebagai gerbang AND dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kondisi 1. Pada saat switch A terhubung dengan
ground (logika 0) dan Switch B terhubung dengan ground (logika
0) D1 dan D2 mendapat bias forward, arus
mengalir dari Vcc lewat RL D1 ke ground
dan VCC lewat RL D2 ke ground, kondisi ini menghasilkan tegangan
yang terukur pada output (Voltmeter) yang terhubung paralel dengan D1 dan D2 = 0,7 Volt. (yang dinyatakan dengan logika 0).
Kondisi 2. Pada saat switch
A terhubung dengan ground (logika
0) dan Switch B
terhubung dengan Vcc (logika 1), D1 mendapat bias forward, dan D2 mendapat bias
revers, arus hanya mengalir dari VCC lewat
RL D1 ke ground, arus tidak dapat
mengalir lewat D2, kondisi ini menghasilkan tegangan yang terukur pada output
(Voltmeter) yang terhubung paralel dengan D1 = 0,7 Volt. (yang dinyatakan
dengan logika 0).
Kondisi 3.
Pada saat switch
A terhubung dengan
Vcc (logika 1) dan
Switch B terhubung dengan ground
(logika 0), D1 mendapat bias reverse, dan D2 mendapat bias forward, arus hanya
mengalir dari VCC lewat RL D2 ke ground,
arus tidak dapat mengalir lewat D1,
kondisi ini menghasilkan tegangan yang terukur pada output (Voltmeter) yang
terhubung paralel dengan D2 = 0,7 Volt. (yang dinyatakan dengan logika 0).
Kondisi 4. Pada saat
switch A terhubung dengan
Vcc (logika 1) dan Switch B terhubung dengan Vcc (logika 1)
D1 dan D2 mendapat bias reverse, arus tidak
dapat mengalir lewat D1 dan D2, kondisi ini menghasilkan tegangan yang terukur
pada output (Voltmeter) yang terhubung paralel dengan D1 dan D2 sama dengan tegangan sumber = 5 Volt. (yang
dinyatakan dengan logika 1). Masing-masing
kondisi kerja rangkaian logika diode resistor yang berfungsi
sebagai gerbang AND apabila ditabelkan diperoleh seperti tabel 3.2.
Tabel 3.2. Tabel
kebenaran Rankaian RDL Gerbang AND 2 masukan :
3.2. Gerbang OR
3.2.1.
Analogi,
Simbol dan Tabel kebenaran OR
Gerbang OR
merupakan suatu rangkaian logika yang mempunyai 2 atau lebih masukan, dengan satu keluaran.
Seperti yang ditunjukkan gambar 3.5.a. gerbang OR dengan
2 masukan dapat dianalogikan sebagai 2
saklar paralel yang digunakan untuk
menghidupkan lampu. Lampu C akan menyala
bila salah satu atau kedua saklar SA dan saklar SB sama-sama ditutup (logika 1) dan lampu C akan padam hanya
jika kedua saklar SA dan saklar SB dibuka (logika 0)
Oleh karena itu keluaran gerbang OR dapat diexpresikan
dengan aljabar Boolean sebagai berikut, C=A+B
dan apabila ditabelkan diperoleh, seperti tabel 3.3.
Adapun Gambar 3.5.b. mengambarkan simbul OR
lama, yang sampai saat ini masih
sering dipakai dalam rangkaian digital oleh American National
Standard Institute (ANSI) dan Institute of Electrical and Electronic Engineers
(IEEE), serta simbul yang digunakan oleh
National Electrical Manufacturer’s Association (NEMA).
(a)
|
C = A +
B
|
(b)
|
Gambar 3.5. Analogi dan simbol Gerbang OR
Tabel 3.3. Tabel kebenaran Gerbang OR 2 masukan :
Masukan
|
Keluaran
|
|
A
|
B
|
COR
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3.2.2. Diagram Waktu Hasil Respon Keluaran Terhadap Masukan Gerbang OR.
Berdasarkan tabel kebenaran gerbang OR hasil respon
keluaran terhadap masukan dapat dijelaskan pada contoh gambar 3.6. sebagai
berikut, pada saat
t0 – t1 nilai masukkan A=0,
nilai masukkan B=0, hasil keluarannya=0
t1 – t2 nilai masukkan A=1,
nilai masukkan B=0, hasil keluarannya=1
t2 – t3 nilai masukkan A=1,
nilai masukkan B=1, hasil keluarannya=1
t3 – t4 nilai masukkan A=0,
nilai masukkan B=1, hasil keluarannya=1
t4 – t5 nilai masukkan A=0,
nilai masukkan B=0, hasil keluarannya=0
t5 – t6 nilai masukkan A=1,
nilai masukkan B=0, hasil keluarannya=1
t6 – t7 nilai masukkan A=1,
nilai masukkan B=1, hasil keluarannya=1
Gambar 3.6. Diagram waktu hasil
respon keluaran terhadap masukan gerbang
AND
3.2.3.
Gerbang OR dari Rangkaian RDL
Rangkaian Logika Diode Resistor yang dapat berfungsi
sebagai gerbang OR ditunjukkan pada gambar 3.7.
Gambar 3.7. Rangkaian
Logika Diode Resistor berfungsi sebagai gerbang OR
Prinsip kerja rangkaian logika diode resistor yang
berfungsi sebagai gerbang OR dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kondisi 1. Pada
saat switch A terhubung
dengan ground (logika 0)
dan Switch B terhubung dengan ground (logika 0) D1 dan D2 mendapat bias reverse, sehingga arus tidak mengalir pada RL, kondisi
ini menghasilkan tegangan yang terukur pada output = 0 Volt. (yang dinyatakan
dengan logika 0).
Kondisi 2.
Pada saat switch
A terhubung dengan
Vcc (logika 1) dan
Switch B terhubung dengan ground
(logika 0), D1 mendapat bias forward, dan D2 mendapat bias reverse, arus
mengalir dari VCC lewat D1 RL ke ground,
arus tidak dapat mengalir lewat D2, kondisi ini menghasilkan tegangan
RL = Vcc- VD1
= 5 Volt -0,7 Volt = 4,3 Volt. (yang dinyatakan
dengan logika 1).
Kondisi 3. Pada saat
switch A terhubung
dengan ground (logika 0)
dan Switch B terhubung dengan Vcc (logika 1), D1
mendapat bias reverse, dan D2 mendapat bias forward, arus mengalir dari VCC
lewat D2 RL ke ground, arus tidak dapat mengalir
lewat D1, kondisi
ini menghasilkan tegangan
RL = Vcc- VD2
= 5 Volt -0,7 Volt = 4,3 Volt. (yang dinyatakan
dengan logika 1).
Kondisi 4. Pada
saat switch A terhubung
dengan Vcc (logika 1)
dan Switch B terhubung dengan Vcc (logika 1) D1 dan D2 mendapat bias
forward, arus mengalir lewat D1 RL dan
D2 RL, kondisi ini menghasilkan tegangan RL = Vcc- VD1,2
= 5 Volt -0,7 Volt = 4,3 Volt. (yang dinyatakan
dengan logika 1).
Masing-masing
kondisi kerja rangkaian logika
diode resistor yang berfungsi sebagai gerbang OR apabila ditabelkan diperoleh
seperti tabel 3.4.
Tabel 3.4. Tabel
kebenaran Rankaian RDL Gerbang OR 2 masukan :
3.3. Gerbang NOT
3.3.1.
Analogi, Simbol
dan Tabel kebenaran NOT
Gerbang inverter (NOT) merupakan suatu rangkaian logika
yang berfungsi sebagai "pembalik", jika masukan berlogika 1, maka
keluaran akan berlogika 0, demikian sebaliknya.
Seperti yang ditunjukkan gambar 3.8.a. gerbang NOT dapat
dianalogikan sebagai sebuah saklar yang dihubungkan paralel dengan lampu, lampu
akan menyala jika saklar SA
terbuka (logika 0), dan lampu akan padam
jika saklar SA dalam kondisi tertutup (logika 1).
Oleh karena itu keluaran gerbang NOT dapat diexpresikan
dengan aljabar Boolean sebagai berikut,
C=
dan apabila
ditabelkan diperoleh seperti tabel 3.5.
Adapun Gambar 3.8.b.
mengambarkan simbul NOT lama, yang sampai saat ini masih sering dipakai
dalam rangkaian digital oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute
of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), serta simbul yang digunakan oleh National Electrical Manufacturer’s
Association (NEMA).
|
C=
|
|
Gambar 3.8. Analogi dan simbol Gerbang NOT
Tabel 3.5. Tabel kebenaran Gerbang NOT
Masukan
|
Keluaran
|
A
|
C=
|
0
|
1
|
1
|
0
|
3.3.2. Diagram Waktu Hasil Respon Keluaran Terhadap Masukan Gerbang NOT.
Gambar 3.9. Diagram waktu hasil respon keluaran terhadap masukan gerbang NOT
Berdasarkan tabel kebenaran gerbang NOT hasil
respon keluaran X kebalikan dari masukkan A. Respon keluaran X terhadap
masukkan A dapat dijelaskan pada contoh gambar 3.9. sebagai berikut, jika nilai
masukkan A=0 nilai respon keluaran X=1 demikian juga sebaliknya jika nilai
masukkan A=1 nilai respon keluaran X=0
3.3.3.
Gerbang NOT dari rangkaian CMOS
Rangkaian CMOS yang dapat berfungsi sebagai gerbang NOT
ditunjukkan pada gambar 3.10.
3.10. Rangkaian CMOS berfungsi sebagai gerbang NOT
Prinsip kerja rangkaian CMOS yang berfungsi sebagai
gerbang NOT dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kondisi 1, jika input diberi tegangan 0 V, akan membuat Q1 menuju off dan Q2 menghantar ini menjadikan
tegangan output = Vcc = 5 V (yang dinyatakan dengan logika 1).
, Kondisi 2, bila input diberi tegangan 5 V, akan membuat Q2
menuju off dan Q1 menghantar, ini
menyebabkan tegangan output berubah
menjadi rendah= tegangan forward Q1= 0,7 V (yang dinyatakan dengan logika 0). Masing-masing kondisi
kerja rangkaian logika CMOS yang
berfungsi sebagai gerbang NOT apabila ditabelkan diperoleh seperti tabel 3.6.
Tabel 3.6 Tabel kebenaran rangkaian CMOS Gerbang NOT
3.4. Gerbang NAND
3.4.1.
Analogi,
Simbol dan Tabel kebenaran NAND
Gerbang NAND
merupakan suatu rangkaian logika yang mempunyai 2 atau lebih masukan, dengan
satu keluaran. Gerbang NAND merupakan rangkaian logika kombinasi dari gerbang
AND yang dikuti gerbang NOT.
Gerbang NAND dapat
dianalogikan sebagai 2 sebuah saklar seri yang dihubungkan paralel dengan
lampu, sebagaimana Gambar 3.11.a., lampu akan menyala bila salah satu atau
kedua saklar SA atau saklar SB dibuka (logika 0), dan lampu akan padam hanya jika
kedua saklar SA dan
saklar SB ditutup (logika 1).
Oleh karena itu keluaran gerbang NAND dapat
diekspresikan dengan aljabar Boolean sebagai berikut, C =
dan apabila ditabelkan diperoleh seperti tabel 3.7.
Adapun Gambar 3.11.b. mengambarkan simbul NAND lama, yang sampai saat ini masih sering dipakai
dalam rangkaian digital oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute
of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), serta simbul yang digunakan oleh National Electrical Manufacturer’s Association
(NEMA).
|
C =
|
|
Gambar 3.11. Analogi dan simbol Gerbang NAND
Tabel 3.7. Tabel kebenaran Gerbang NAND 2 masukan :
Masukan
|
Keluaran
|
|
A
|
B
|
CNAND
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
3.4.2. Diagram Waktu Hasil Respon Keluaran Terhadap Masukan Gerbang NAND.
Gambar 3.12. menunjukkan contoh
diagram waktu hasil respon keluaran terhadap masukan gerbang NAND.
Gambar 3.12. Diagram waktu hasil respon keluaran terhadap
masukan gerbang NAND
3.4.3.
Gerbang NAND dari rangkaian TTL
Rangkaian transistor transistor logik yang dapat berfungsi sebagai gerbang
Nand ditunjukkan pada gambar 3.13.
Prinsip kerja rangkaian TTL yang berfungsi sebagai
gerbang NAND dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kondisi 1, jika semua input dari T1 diberi tegangan 5 V
dalam waktu yang sama (yang dinyatakan dengan logika 1), mengakibatkan junction
emitor-basis T1 memperoleh bias reverse
dan junction basis-kolektor T1 lewat R1 mendapat bias forward, sehingga arus akan
mengalir lewat R1 dan basis, yang membuat
T2 pada kondisi saturasi sehingga tegangan output T2 mendekati 0 V =
tegangan ground. (yang dinyatakan dengan logika 0)
Kondisi 2, jika salah satu input dari ketiga input diberi
tegangan 0 V (yang dinyatakan dengan logika 1), akan membuat junction
emitor-basis T1 memperoleh bias forward,
yang menyebabkan arus mengalir dari Vcc lewat R1 masuk ke basis T1. Perubahan arus yang mengalir lewat R1 menyebabkan
kenaikan tegangan jatuh pada R1 dan mengurangi tegangan basis pada T2 .
Perubahan tegangan basis pada T2 akan mengakibatkan bias junction
basis-kolektor menjadi reverse,sehingga T2 menuju off dan besarnya tegangan
output T2 = Vcc = 5 V (yang dinyatakan dengan logika 1). Kondisi ini berlaku
pada semua atau salah satu input jika diberi tegangan 0V (step 0-6)
Gambar 3.13. Analogi dan simbol Gerbang NAND
Masing-masing kondisi
kerja rangkaian transistor-transistor logik yang berfungsi sebagai gerbang NAND apabila
ditabelkan diperoleh seperti tabel 3.8.
Tabel 3.8. Tabel kebenaran TTL Gerbang AND 3 masukan :
3.5.
Gerbang NOR
3.5.1.
Analogi,
Simbol dan Tabel kebenaran NOR
Gerbang NOR
merupakan suatu rangkaian logika yang mempunyai 2 atau lebih masukan, dengan
satu keluaran. Gerbang NOR merupakan rangkaian logika kombinasi dari gerbang OR
yang dikuti gerbang NOT.
Gerbang NOR dapat
dianalogikan sebagai 2 sebuah saklar paralel yang dihubungkan paralel dengan
lampu, sebagaimana Gambar 3.14.a, lampu akan menyala bila kedua saklar SA
dan saklar SB dibuka (logika 0),
dan lampu akan padam jika salah satu atau kedua saklar SA dan saklar SB ditutup (logika 1).
|
C=
|
|
Gambar 3.14. Analogi dan simbol Gerbang NOR
Oleh karena itu keluaran
gerbang NOR dapat diekspresikan dengan aljabar Boolean sebagai berikut, C =
dan apabila ditabelkan diperoleh seperti tabel 3.9.
Adapun Gambar 3.14.b. mengambarkan simbul NOR lama, yang sampai saat ini masih sering dipakai
dalam rangkaian digital oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute
of Electrical and Electronic Engineers (IEEE), serta simbul yang digunakan oleh National Electrical Manufacturer’s
Association (NEMA).
Tabel 3.9. Tabel kebenaran Gerbang NOR 2 masukan :
Masukan
|
Keluaran
|
|
A
|
B
|
CNOR
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
3.5.2. Diagram Waktu Hasil Respon Keluaran Terhadap Masukan Gerbang NOR.
Gambar 3.15. menunjukkan contoh
diagram waktu hasil respon keluaran terhadap masukan gerbang NOR.
Gambar 3.15. Diagram waktu hasil
respon keluaran terhadap masukan gerbang
AND
3.5.3.
Gerbang NOR dari rangkaian ECL
Rangkaian Emitter-coupled
logic
yang dapat berfungsi sebagai gerbang NOR ditunjukkan pada gambar 3.16.
Gambar 3.16. Analogi dan simbol Gerbang NOR
Prinsip kerja rangkaian ECL yang berfungsi sebagai
gerbang NOR dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kondisi 1 jika semua input diberi tegangan 0V dalam waktu yang sama
(yang dinyatakan dengan logika 1),akan meyebabkan T1, T2, dan T3 cut off
arus tidak dapat mengalir pada tahanan kolektor R1. Tegangan jatuh pada R1 mendekati
tegangan Vcc, dan mengakibatkan T5 menghantar dan arus melewati R4 sehingga
tegangan output mendekati tegangan Vcc = 5 V (yang dinyatakan dengan logika 1).
Kondisi 2, jika salah satu input dari ketiga input diberi
tegangan 5 V (yang dinyatakan dengan logika 1), diatas tegangan VBB akan membuat salah satu dari transistor
menghantar kondisi ini mengakibatkan tegangan kolektor (tegangan pada R1)
menjadi turun dan menyebabkan T5 off, sehingga
tegangan output mendekati tegangan ground = 0 V (yang dinyatakan dengan logika 0). Kondisi ini berlaku
pada semua atau salah satu input jika diberi tegangan 5V (step 1-7)
Masing-masing kondisi
kerja rangkaian Emitter-coupled
logic yang berfungsi sebagai
gerbang NOR apabila ditabelkan diperoleh seperti tabel 3.10.
Tabel 3.10. Tabel kebenaran ECL Gerbang NOR 3 masukan :
3.6.
Gerbang EXOR
3.6.1.
Analogi,
Simbol dan Tabel kebenaran EXOR
Gerbang EXOR
merupakan suatu rangkaian logika khusus hanya mempunyai 2 masukan, dengan satu
keluaran. Gerbang EXOR merupakan rangkaian logika kombinasi dari gerbang NOT,
AND dan OR, seperti yang terlihat pada gambar 3.17a.
|
|
|
Gambar 3.17. (a) Rangkaian gerbang EXOR, (b) dan (c) simbol
Gerbang EXOR
Keluaran gerbang EXOR dapat
diekspresikan dengan aljabar Boolean sebagai berikut,
dan apabila ditabelkan
diperoleh seperti tabel 3.11.
Adapun Gambar 3.17.b.
mengambarkan simbul EXOR lama, yang sampai saat ini masih sering dipakai
dalam rangkaian digital oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute
of Electrical and Electronic Engineers (IEEE),dan gambar 3.17.c.
simbul EXOR baru
Tabel 3.11. Tabel kebenaran Gerbang EXOR
Masukan
|
Keluaran
|
|
A
|
B
|
XEXOR
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
3.6.2. Diagram Waktu Hasil Respon Keluaran Terhadap Masukan Gerbang EXOR.
Gambar 3.18. menunjukkan contoh
diagram waktu hasil respon keluaran terhadap masukan gerbang EXOR.
Gambar 3.18. Diagram waktu hasil
respon keluaran terhadap masukan gerbang
EXOR
3.7.
Gerbang EXNOR
3.7.1.
Analogi,
Simbol dan Tabel kebenaran EXNOR
Gerbang EXNOR
merupakan suatu rangkaian logika khusus hanya mempunyai 2 masukan, dengan satu
keluaran. Gerbang EXNOR merupakan rangkaian logika kombinasi dari gerbang NOT, OR,
dan AND seperti yang terlihat pada gambar 3.19.a.
|
|
|
Gambar 3.19. (a) Rangkaian gerbang EXOR, (b) dan (c)
simbol Gerbang EXOR
Keluaran
gerbang EXOR dapat diekspresikan dengan aljabar Boolean sebagai berikut,
dan apabila ditabelkan
diperoleh seperti tabel 3.7.
Adapun Gambar 3.19.b.
mengambarkan simbul EXNOR lama, yang sampai saat ini masih sering dipakai
dalam rangkaian digital oleh American National Standard Institute (ANSI) dan Institute
of Electrical and Electronic Engineers (IEEE),dan gambar 3.19.c.
simbul ENXOR baru
Tabel 3.12. Tabel kebenaran Gerbang EXNOR
Masukan
|
Keluaran
|
|
A
|
B
|
XEXOR
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
3.7.2. Diagram Waktu Hasil Respon Keluaran Terhadap Masukan Gerbang EXNOR.
Gambar 3.20. menunjukkan contoh
diagram waktu hasil respon keluaran terhadap masukan gerbang EXNOR.
Gambar 3.20. Diagram waktu hasil
respon keluaran terhadap masukan gerbang
EXNOR
Tabel 3.13. Ringkasan gerbang logika dasar
Gerbang
Logika
|
Exspresi
Aritmatik
|
Simbol
|
Tabel Kebenaran
|
|||||||||||||||
AND
|
X = A.B
|
|
|
|||||||||||||||
OR
|
X = A+B
|
|
|
|||||||||||||||
NOT
|
X =
|
|
|
|||||||||||||||
NAND
|
X =
|
|
|
|||||||||||||||
NOR
|
X =
|
|
|
Lanjutan Tabel 3.8. Ringkasan gerbang logika dasar
EXOR
|
X =
|
|
|
|||||||||||||||
EXNOR
|
X =
|
|
|
0 komentar :
Posting Komentar