1.
Fungsi Sensor dan Tranducer
Dalam
kaitannya dengan sistem elektronis, Sensor dan transduser pada dasarnya dapat
dipandang sebagai sebuah perangkat atau device yang berfungsi mengubah suatu
besaran fisik menjadi besaran listrik, sehingga keluarannya dapat diolah dengan
rangkaian listrik atau sistem digital (lihat Gambar 1.1). Dewasa ini, hampir
seluruh peralatan modern memiliki sensor di dalamnya.
Gambarbar
1.1. Blok fungsional Sensor/Transduser Terkait
dengan
perkembangan teknologi yang begitu luar biasa, pada saat ini, banyak sensor
telah dipabrikasi dengan ukuran sangat kecil hingga orde nanometer sehingga
menjadikan sensor sangat mudah digunakan dan dihemat energinya. Gambar 1.2
berikut memperlihatkan salah satu contoh sensor MEMS Gyroscope dalam
ukuran satuan mm.
Gambar
1.2. MEMS Gyroscop
Berdasarkan variabel yang
diindranya,sensor dikatagorikan kedalam dua jenis : sensor Fisika dan sensor
Kimia. Sensor Fisika merupakan jenis sensor yang mendeteksi suatu besaran
berdasarkan hukum-hukum fisika, yaitu seperti sensor
Gambar
1.4. Rangkaian komponen sensor kimia
sensor
kimia merupakan sensor yang mendeteksi jumlah suatu zar kimia dengan jalan mengubah
besaran kimia menjadi besaran listrik dimana di dalamnya dilibatkan beberapa
reaksi kimia, seperti misalnya pada sensor pH, sensor oksigen, sensor ledakan,
serta sensor gas. Gambar 1.3 dan 1.4 dibawah berturut-turut memperlihatkan
salah satu contoh sensor besaran fisika dan sensor besaran kimi dalam kehidupan
sehari-hari, dimana aplikasinya mencakup berbagai bidang, yaitu seperti: automobile, mesin, kedokteran,
indistri, robot, maupun aerospace.
Dalam lingkungan sistem kontrol dan
robotika, sensor memberi fungsi seperti layaknya mata, pendengaran, hidung,
maupun lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroller sebagai otaknya.Berikut
adalah beberapa jenis sensor yang dapat dijumpai di lapangan
1.1. Sensor proximity
Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang
dapat mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik.
Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus
rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang
berlebihan. Sensor proximity dapat
diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil
atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.
Sensor
Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan
magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya
saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di
sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan
bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.
Sensor
sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar
adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi
listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron
dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif (fotoresistif)
yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin
tinggi intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai
tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja
berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar
(inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan
sumber cahaya dan penerima.
Sensor
ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor
ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan
perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang
suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah
berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis
objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun
tekstil.
Sensor
tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana
mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada
perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang
dan luas penampangnya.
Strain
gage adalah sebuah contoh transduser pasif yang mengubah pergeseran mekanis
menjadi perubahan tahanan. Sensitivitas sebuah strain gage dijelaskan dengan
suatu karakteristik yang disebut factor gage (factor gage), K, yang
didefinisikan sebagai perubahan satuan tahanan dibagi dengan perubahan satuan panjang
R =tahanan nominal gage AR = pembahan
tahanan gage 1 = p anjang nominal (kondisi tidak teregang) Al=pembahan panjang
suku Al/l dalam persamaan
(1) adalah regangan a, sehingga menjadi:
Perubahan tahanan R pada sebuah konduktor
yang penjangnya l dapat dihitung dengan menggunakan persamaan bagi tahanan dari
sebuah konduktor yang penampangnya serba sama, yaitu:
panjang
px!
tarikan
(tension) terhadap konduktor menyebabkan pertambahan panjang l dan pengurangan
secara bersamaan pada diameter d.
1.6 Sensor
Kecepatan (RPM)
Proses
penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor,
dimana suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan
suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar
sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis
(induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.
Sensor Penyandi (Encoder) digunakan untuk
mengubah gerakan
linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran
memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2
lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan (yang
mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran) yang
akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi
absolut (yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk
masing-masing posisi sudut) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian,
lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga
membentuk suatu pengkodean dalam susunan
tertentu
1.8.
Sensor Suhu
Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang
umum digunakan, yaitu thermocouple
(T/C)-
lihat gambar 1.6, resistance
temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya terdiri dari
sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama,
dimana terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan
sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD)
memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi
sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat
konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah
bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.
Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai
koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau
sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga
mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor
suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan
penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear.
0 komentar :
Posting Komentar